Optimalkan Manajemen Asrama dan Pendidikan Totalitas, MBS Trenggalek Gelar Workshop Bersama UNIDA Gontor

trenggalekmu.com – Dalam upaya memperkuat sistem pengelolaan asrama dan pendidikan holistik di pesantren, Muhammadiyah Boarding School (MBS) Trenggalek menggelar Workshop Kepesantrenan bersama Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor pada Jumat (8/11/24), di Kampus 3 MBS Trenggalek. Workshop ini menghadirkan dua pemateri dari UNIDA, Yoke Suryadarma, M.Pd.I., dan Mochamad Syauqhy Radjfi, M.Pd., yang memberikan wawasan mendalam tentang manajemen asrama dan pendidikan yang menyeluruh bagi santri.

Pada sesi pertama, Mochamad Syauqhy Radjfi, M.Pd., membuka dengan menggugah para peserta untuk mendalami konsep dasar pondok pesantren, yang menurutnya adalah lembaga pendidikan yang khas di Indonesia, memiliki lima komponen utama: kiai, santri, asrama, masjid, dan kurikulum. “Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat kiai, santri, asrama, masjid sebagai pusat aktivitas, dan kurikulum khusus,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sistem asrama yang khas bagi pondok pesantren di Indonesia. Berbeda dengan sistem di negara lain, seperti Malaysia, yang tidak selalu memiliki asrama terintegrasi, di Indonesia, asrama adalah pusat pendidikan pesantren, di mana seluruh kegiatan santri selama 24 jam berlangsung, mencakup ibadah, pembelajaran, dan aktivitas bahasa sehari-hari.

Lebih lanjut, Syauqhy menyoroti pentingnya pendekatan pendidikan kaffah atau totalitas di pondok pesantren. “Pendidikan di pesantren mencakup seluruh aspek kehidupan santri, baik di dalam maupun di luar kelas,” tegasnya. Menurutnya, asrama menjadi ruang belajar utama, di mana santri tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga nilai-nilai kehidupan, kedisiplinan, dan akhlak mulia.

Pada sesi berikutnya, Syauqhy memaparkan strategi manajemen asrama berbasis POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating), yang menjadi landasan efektif dalam pengelolaan asrama pesantren. Dalam tahap perencanaan, Syauqhy menekankan pentingnya penyusunan anggaran, panduan seperti tata tertib dan SOP, sarana-prasarana, serta kegiatan santri yang disosialisasikan kepada guru dan santri.

Organizing, atau pengorganisasian, lanjut Syauqhy, memerlukan struktur kerja yang jelas, termasuk pembentukan bidang-bidang khusus seperti bahasa dan keamanan. Tahap berikutnya, Actuating atau pelaksanaan, memerlukan strategi BPKM (Bimbingan, Pengarahan, Kepemimpinan, dan Motivasi), dengan komunikasi dan koordinasi sebagai kunci keberhasilan.

Selanjutnya, pada tahap Controlling atau pengawasan, Syauqhy menekankan pentingnya konsistensi dalam mengontrol setiap kegiatan santri, dengan menerapkan strategi PLOR (Problem, Location, Object, Reference) untuk pencatatan dan pelaporan temuan di lapangan. Tahap terakhir, Evaluating atau evaluasi, memungkinkan adanya penilaian hasil yang dapat menjadi rekomendasi kebijakan untuk tahun berikutnya.

Workshop ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam bagi para pendidik dan pengelola asrama di MBS Trenggalek untuk mengoptimalkan peran asrama dalam pendidikan santri yang kaffah. Dengan demikian, santri MBS Trenggalek diharapkan dapat berkembang menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia yang sesuai dengan nilai-nilai Islami.

Sebarkan Dakwah