Pesan Ustad Fatoni kepada Peserta Pelatihan Jurnalistik Trenggalek: Jangan Takut Menulis, Editor Siap Mengoreksi!

Rumah Literasi Nasyiatul Aisyiyah (RALINA) Trenggalek mendukung pengembangan keterampilan jurnalistik di kalangan Muhammadiyah Trenggalek dengan menggelar pelatihan menulis. Mohammad Nurfatoni, Redaktur Tagar.co, hadir sebagai pemateri dalam sesi pelatihan yang berlangsung di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Trenggalek pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta yang berasal dari berbagai penggerak literasi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Trenggalek.

Ustad Fatoni, sapaan akrabnya, mendorong para peserta agar tak ragu dalam menulis berita.

“Jangan takut untuk menulis karena ada editor yang akan mengedit berita. Tulis dulu sampai selesai, baru kemudian diedit. Ingat, menulis adalah proses; pada prinsipnya tidak ada berita yang langsung jadi. Writing is re-writing,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya peran editor dalam menjaga kualitas berita, terutama dengan penerapan standar 5W1H (Who, What, When, Where, Why, dan How), yang kini ditambah elemen “Wow” untuk memikat pembaca.

Ustad Fatoni menekankan bahwa kualitas tulisan harus dijaga dengan mematuhi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai pedoman.

“Kenapa harus sesuai KBBI? Karena ini menunjukkan kredibilitas. Sebelum mengirim berita ke media, periksa dulu kata-katanya di KBBI,” jelasnya.

Berita, katanya, harus faktual dan terbebas dari opini pribadi penulis.

“Berita tidak boleh mengandung narasi subjektif dari penulis dan harus didasarkan pada fakta yang telah diverifikasi melalui wawancara. Wawancara bisa dituangkan dalam bentuk kutipan langsung atau diparafrasekan, tetapi harus objektif,” tambahnya.

Ustad Fatoni mengingatkan pula bahwa jurnalis perlu menjunjung tinggi kode etik jurnalistik yang ia sebut sebagai “kitab suci wartawan Indonesia.”

Dalam menulis, ia menganjurkan penggunaan kalimat yang efisien.

“Buatlah tulisan yang singkat dan padat. Gunakan kalimat tidak lebih dari 40 kata, dan berita minimal 300 kata,” tuturnya.

Mengakhiri sesi pelatihan, Ustad Fatoni menyampaikan bahwa kunci menjadi penulis yang baik adalah mampu menulis berita secara ringkas, jelas, dan berbasis fakta.

Sebarkan Dakwah