Siswa MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Jadi Wartawan Cilik: Terjun Langsung Wawancara Pelaku UMKM Lokal

Pada Senin siang (28/10/24), pukul 13.30, siswa-siswi kelas 8A MTs Muhammadiyah 2 Gandusari tampak sibuk mempersiapkan tugas bahasa Jawa mereka, yaitu wawancara dengan berbagai pelaku usaha lokal. Kegiatan ini menjadi bagian dari materi semester ini tentang “wawanrembug,” yang bertujuan melatih kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Jawa sekaligus mengajak siswa untuk terjun langsung ke masyarakat.

Sebanyak 29 siswa dibagi menjadi 9 kelompok dengan narasumber yang berbeda-beda. Setiap kelompok terdiri dari tiga siswa yang memiliki peran spesifik: satu sebagai pewawancara, satu sebagai videografer, dan satu lagi sebagai pencatat hasil wawancara. Para narasumbernya pun beragam, mulai dari pengusaha reyeng (sejenis camilan tradisional), penjual sompil (makanan khas), pengrajin mebel, penjual minuman seperti es teh dan es jeruk, hingga produsen kerajinan bambu.

Ilmi, salah satu siswa kelas 8A, mengungkapkan kesannya terhadap tugas ini. “Menurut saya, tugas kali ini cukup unik karena kami seperti menjadi wartawan cilik yang harus mencari informasi langsung dari para pelaku UMKM di sekitar kami,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa tugas ini terasa menantang dan menguji mental karena seluruh wawancara harus dilakukan dalam bahasa Jawa. Menurutnya, mereka harus benar-benar mempersiapkan diri, mulai dari menyusun daftar pertanyaan hingga memilih kata-kata yang sesuai dengan bahasa Jawa halus. Untuk itu, banyak siswa yang menggunakan referensi tambahan seperti “pepak basa Jawa” dan mencari kosakata yang tepat di internet.

Setelah wawancara selesai, setiap kelompok diwajibkan mengedit video hasil wawancara mereka dan mengirimkannya kepada guru mata pelajaran Bahasa Jawa, Siti Purwaningsih, S.Pd. Tak hanya video, mereka juga harus mengumpulkan laporan tertulis yang diserahkan keesokan harinya, Selasa, 29 Oktober 2024.

Siti Purwaningsih mengungkapkan kepuasannya atas hasil kerja siswa-siswinya. Menurutnya, mereka telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan baik. “Saya bangga melihat anak-anak aktif menggunakan bahasa Jawa dan terlibat langsung dalam menulis serta berdialog dengan masyarakat sekitar. Ini pengalaman berharga bagi mereka,” ujarnya.

Kegiatan wawancara ini tak hanya memperdalam pemahaman siswa terhadap bahasa Jawa, tetapi juga memperkenalkan mereka pada berbagai usaha mikro di lingkungan sekitar. Harapannya, para siswa semakin termotivasi untuk melestarikan bahasa Jawa dan terinspirasi untuk mengenal lebih jauh kehidupan pelaku UMKM di sekitarnya.

Penulis: Siti Purwaningsih
Editor: Candra Dwi Aprida

Sebarkan Dakwah